Welcome

This blog is about chids education. You can share yoer experience and information that correlate with children and their worlds. How to raise baby, negotiate with them to eat their foods, brush teeth before sleep, and so on. What a wonderfull world!

Minggu, 20 Mei 2012

Cara Menyusui yang Benar

Menyusui dalam posisi dan perlekatan yang benar membuat menyusui efektif. Posisi bayi saat menyusui sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI dan mencegah lecet puting susu. Posisi ibu yang benar akan memberi rasa nyaman selama ibu menyusui bayinya dan membantu bayi melakukan isapan yang efektif. Ibu harus menyusui bayi dengan posisi duduk santai, punggung bersandar dan kaki tidak menggantung. Jika ibu menyusui sambil berbaring, maka harus dijaga agar hidung bayi tidak tertutup.

Cara bayi melekat pada payudara ibunya.
Tanda perlekatan bayi yang baik adalah:

  • lebih banyak areola yang terlihat di atas mulut bayi
  • mulut bayi terbuka lebar
  • bibir bawah bayi membuka keluar
  • dagu bayi menyentuh payudara ibu
Cara ibu menyangga bayinya.

  • bayi digendong merapat ke dada ibu
  • wajah bayi menghadap payudara ibu
  • tubuh dan kepala bayi berada pada satu garis lurus
  • seluruh tubuh bayi harus tersangga
Tanda bayi mengisap dengan efektif adalah bayi mengisap secara dalam, teratur yang diselingi istirahat. Pada saat bayi mengisap ASI, hanya terdengar suara bayi menelan.

Untuk mengevaluasi apakah ASI yang diberikan sudah cukup, terdapat tanda-tanda sebagai berikut:

  • setelah menetek bayi terlihat kenyang dan tertidur
  • berat badan bayi naik
  • bayi pipis > 8 kali dalah 24 jam
Bayi harus diberi ASI minimal setiap 2 jam sekali. Bila sudah 3 jam dan bayi belum menetek atau tertidur, bangunkan bayi dan dekatkan mulut bayi ke puting ibu.

Minggu, 29 April 2012

Refleks-refleks pada Bayi

Bayi yang baru lahir memiliki refleks-refleks fisiologis yang normalnya akan muncul pada bayi sehat. Refleks-refleks ini khusus hanya muncul pada bayi-bayi yang baru lahir dan menghilang pada usia-usia tertentu. Fungsinya adalah sebagai perlindungan, ada juga yang berguna untuk proses menetek. Refleks-refleks tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. ROOTING REFLEX (refleks mencari puting)
    • Cara memunculkan: sentuhlah pipi atau ujung mulut bayi. Mulutnya akan membuka dan kepalanya akan menengok ke arah sentuhan. Refleks ini sangat membantu bayi dalam mencari payudara ibu atau botol susu.
  2. SUCK REFLEX (refleks menghisap)
    • Cara memunculkan: sentuhlah langit-langit mulut bayi dengan jari, maka bayi akan mulai menghisap. Bayi prematur biasanya belum mempunyai kemampuan menghisap dengan baik. Refleks ini belum muncul hingga usia janin 32 minggu dan belum berkembang sempurna hingga usia janin 36 minggu.
  3. MORO REFLEX (Startle Reflex)
    • Refleks ini terjadi jika bayi dikejutkan oleh suara keras bahkan oleh tangisnya sendiri atau gerakan. Refleks ini dapat muncul hingga bayi berusia 6 bulan.
    • Cara memunculkan: dalam posisi supine/terlentang angkat dan topang punggung dan kepala bayi dengan 1 tangan hingga posisi setengah duduk, dengan cepat dan hati-hati lepaskan tangan sebentar. Kedua tangan dan kakinya teregang, kepala tertarik ke belakang sekejap dan bayi menangis.
  4. STEP/WALKING REFLEX (refleks melangkah)
    • Cara memunculkan: Bayi diberdirikan (dipegang pada kedua ketiaknya) dan kakinya disentuhkan lantai atau meja, ia akan melakukan gerakan seperti melangkah.
  5. GRASP REFLEX (refleks menggenggam)
    • Cara memunculkan: sentuhlah telapak tangan bayi dengan jari, maka dia akan menggenggam jari kita. Refleks ini hanya muncul hingga usia 2 sampai 3 bulan dan lebih kuat pada bayi prematur.
  6. FOOT (refleks-refleks pada kaki)
    • (1.) BABINSKI: gores telapak kaki bagian luar dengan ujung jari, maka jari-jari kakinya akan meregang dan ibu jari kaki dorsofleksi/menekuk ke arah telapak kaki. Ini adalah refleks normal dan bertahan hingga usia 2 tahun. (2.) Gores telapak kaki bagian dalam, maka jari-jari kaki akan fleksi/menekuk dan menggenggam jari pemeriksa.
  7. TONIC NECK REFLEX (Tonus Leher Asimetrik)
    • Ketika kepala bayi dimirigkan ke kiri maka lengan kirinya akan meregang lurus sementara siku lengan kanannya akan melipat. Hal ini bisa disebut sebagai posisi "pagar". Perlu diwaspadai jika refleks ini tidak menghilang juga ketika bayi berumur 6-7 bulan.
Refleks-refleks yang lain: Doll's eye (letakkan kedua jari telunjuk di telapak tangan bayi, bayi akan menggenggamnya, tarik kedua lengan bayi ke posisi duduk, mata membuka (seperti boneka)); Hand-to-mouth (Babkin) (letakkan jari di telapak tangan bayi, maka bayi akan menarik jari ke mulutnya dan mulai menghisap); Swimmer (Gallant) response (pegang bayi dalam posisi prone/murep dengan menopang perut bayi dengan tangan, elus sepanjang salah 1 sisi punggung bayi, bayi akan fleksi/menekuk seluruh tubuh ke arah bagian yang dielus; Crawling Reflex (bayi diletakkan di atas perut, bayi akan fleksi/menekukkan kedua kaki di bawahnya dan mulai merangkak). 

Sabtu, 28 April 2012

Ayah Menyusui

"Pengertian dan dukungan Ayah dalam upaya pemberian ASI eksklusif adalah suatu investasi yang berharga" (Dr William Sears).

Masih banyak ayah yang berpendapat bahwa menyusui adalah urusan ibu dan bayinya. Pendapat ini salah. Ayah merupakan bagian yang vital dalam keberhasilan atau kegagalan menyusui. Sebenarnya ayah berperan besar dalam menentukan keberhasilan menyusui, karena ayah akan turut menentukan refleks pengeluaran ASI (let down reflex) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu. Ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan ASI dengan memberikan dukungan secara emosional dan bantuan-bantuan praktis lainnya, seperti mengganti popok atau menyendawakan bayi. Pengertian tentang perannya yang penting ini merupakan langkah pertama bagi seorang ayah untuk dapat mendukung ibu agar berhasil menyusui secara eksklusif.

Keberhasilan menyusui juga memberikan berbagai manfaat bagi ayah, yaitu ekonomis, praktis dan tidak merepotkan. Ekonomis karena ASI mengurangi pengeluaran keluarga untuk membeli susu formula, perlengkapan untuk membuatnya, dan mengurangi biaya kesehatan untuk si bayi sebab bayi yang diberi ASI imunitasnya lebih tinggi daripada yang tidak diberi, selain itu resiko terkena diare juga lebih rendah. Praktis karena tidak perlu membuatkan susu di malam hari atau mencari warung yang buka tengah malam saat persediaan susu formula habis, ASI kan selalu ada dan tidak perlu beli. Tidak merepotkan karena saat bepergian tidak perlu repot membawa termos, kaleng susu, dot, sendok dan perlengkapan lain untuk membuat susu.

Ada beberapa cara 'ayah menyusui' membesarkan bayinya, diantaranya:
  1. setiap saat, siang atau malam bila bayi ingin minum ambillah bayi dan gendong ke ibunya untuk disusui,
  2. sendawakan bayi setelah menyusu, cara yang paling tepat dengan menggendong tegak kemudian perut bayi diletakkan pada pundak ayahnya,
  3. ganti popoknya sebelum atau sesudah bayi menyusu,
  4. gendong bayi dengan kain, biarkan ia merasakan kehangatan badan ayahnya,
  5. tenangkan bayi bila ia gelisah dengan cara menggendong, menepuk-nepuk, atau menggoyang-goyang tempat tidur goyangnya,
  6. sekali-kali mandikan bayi,
  7. biarkan bayi berbaring di dada ayahnya agar ia dapat mendengar detak jantung sang ayah, bunyi napas, dan kehangatan kulit ayahnya,
  8. biasakan memijat bayi Anda sejak baru lahir, bila mungkin sehari dua kali.
Untuk membesarkan seorang bayi, masih banyak yang dibutuhkan selain menyusui, seperti memberikan bayi ASI perah saat ibunya tidak ada di rumah, mengaja jalan-jalan di taman, membacakan buku cerita, mengajak bermain. Kecuali menyusui, semua tugas tadi dapat dikerjakan oleh ayah. Selamat menjadi Ayah Menyusui...!

Kamis, 12 April 2012

Anak Belajar dari Kehidupannya

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghgargai.
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya.
Jika anak dibesarkan dengan kasih saying dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
(Dorothy Law Nolte)

Sabtu, 17 Maret 2012

Program Khusus Menghadapi Ujian Sekolah

Seiring dengan segera berakhirnya tahun pelajaran, rangkaian ujian pun dimulai. Di saat-saat ujian, salah satu yang paling utama dapat ibu lakukan untuk buah hati adalah menyiapkan makanan. Inilah waktu paling tepat menyokong otak dengan berbagai bahan alami untuk mempermudah proses belajar, menghafal dan meraih nilai yang memuaskan. Jadi, jangan sepelekan makanan sebagai amunisi "perang".
Apakah ibu sudah memberikan makanan yang tepat untuk buah hati menghadapi ujian?
Sudah sekian lama kita meyakini harus banyak mengonsumsi jenis gula yang lambat terbakar (makaroni, kentang, nasi dan sebagainya) agar otak kita berada dalam kondisi yang terbaik. Akan tetapi, beberapa eksperimen yang dilaksanakan di sejumlah lembaga pendidikan justru meragukan hal ini.
Para siswa yang menjalani percobaan ini dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama menerima asupan makanan yang menganduung zat gula yang tidak cepat terbakar, kelompok kedua menerima asupan makanan berupa protein (telur dan daging olahan), kelompok ketiga sama sekali tidak boleh makan.
Sesudah itu dilakukan penelitian terhadap daya pikir masing-masing kelompok. Hasilnya menunjukkan bahwa daya pikir kelompok pertama merupakan yang terburuk!
Ini tampaknya karena zat gula dapat menyebabkan produksi serotonin: salah satu neurotransmitter yang memiliki efek penenang.
Kelompok kedua menunjukkan hasil yang paling baik. Sebab, semua jenis protein memang dapat menghentikan kerja serotoninn, sekaligus mengaktifkan dopamin dan noradrenalin yang keduanya dapat merangsang sistem saraf dan menggerakkan kinerja otak. Oleh sebab itu, jangan mengonsumsi protein terlalu banyak pada sore hari! Sementara itu, hasil yang dicapai oleh kelompok ketiga ada di antara kelompok pertama dan kedua. Bukan berarti boleh tidak sarapan loh...
Tentu saja menu makan yang dikonsumsi harus seimbang dan tidak hanya berisi protein saja. Kita harus tetap mengonsumsi zat gula untuk memberi asupan nutrisi bagi sel-sel saraf dan menghindari penurunan kadar gula darah saat ujian berlangsung.
Pilih menu yang makanan yang kaya kandungan protein saat sarapan dan makan siang. Jangan pernah lupakan daging, ikan, susu tanpa lemak, telur, susu, tahu dan tempe. Tambahkan juga sayuran hijau dan sedikit nasi. Nah, itulah menu makanan yang terbaik.

Daftar Blog Saya