Welcome

This blog is about chids education. You can share yoer experience and information that correlate with children and their worlds. How to raise baby, negotiate with them to eat their foods, brush teeth before sleep, and so on. What a wonderfull world!

Kamis, 28 April 2011

Potensi Kecerdasan Luar Biasa


Anak yang cerdas memang merupakan dambaan setiap orangtua. Sebab kecerdasan diyakini sebagai salah satu pintu gerbang kesuksesan di masa depan. Tidak ada yang salah dengan pemikiran ini, namun ketika orangtua menyempitkan definisi kecerdasan, yaitu pintar dalam pelajaran sekolah dan punya kemampuan bahasa asing yang hebat, hal ini yang menjadi masalah.
Yang dimaksud dengan kecerdasan secara umum sebenarnya merupakan gabungan dari kemampuan pada diri seseorang untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan, memunculkan kreativitas dan menyelesaikan masalah-masalah yang ditemuinya dalam kehidupan.
Karenanya, mengartikan kecerdasan hanya pada lingkup akademis menjadi tidak adil bagi anak yang sebenarnya memiliki banyak ragam kecerdasan namun tidak pernah dianggap karena tidak masuk hitungan “kecerdasan sekolahan”.
Lebih parah lagi, pintar dalam di sekolah ini pun seringkali diukur berdasarkan pada penguasaan anak dalam bidang eksak logika, matematika misalnya, atau fisika dan kimia.
Maka, anak yang mendapat nilai 100 pada pelajaran matematika, meski hasil yang dicapai pada mata pelajaran lainnya biasa-biasa saja akan dikategorikan sebagai anak cerdas. Sementara itu, seorang anak yang pandai mengarang, menggambar, dan berolahraga, namun nilai matematikanya 60 tetap saja dikategorikan sebagai anak yang kurang cerdas.
Itulah sebabnya kemudian muncul kritisi atas tolok ukur kecerdasan ini. Salah seorang diantaranya adalah Howard Gardner, psikolog asal Amerika Serikat. Gardner mencetuskan konsep kecerdasan majemuk (multiple intelegence) dan memformulasikan 8 aspek kecerdasan pada manusia yaitu kecerdasan logika matematika, kecerdasan bahasa, kecerdasan tubuh kinestetik, kecerdasan visual spasial, kecerdasan musik, kecerdasan diri, kecerdasan sosial dan kecerdasan alam.
Si cerdas logika dan matematika ini senang berhitung, suka menggunakan angka untuk mendeskripsikan sesuatu, dan cenderung menganalisa berbagai hal dengan urutan logis. Minat anak pada kegiatan eksplorasi dan eksperimen sangat besar. Mereka sering bertanya tentang berbagai fenomena alam yang tertangkap indranya dan menuntut penjelasan logis dari setiap pertanyaan yang mereka ajukan.
Tanda-tanda umum pada anak yang cerdas bahasa antara lain: pintar mengolah kata, mengolah kata, pandai berbicara, gemar bercerita, juga “betah” membaca. Anak dengan kecerdasan bahasa menonjol kemampuannya dalam hal menggunakan bahasa untuk menceritakan peristiwa, mengembangkan argument, beretorika, membangun kedekatan dan kepercayaan, juga mengungkapkan ekspresi.
Anak yang cerdas tubuh kinestetik ini terampil dalam olah tubuh, koordinasi gerak, serta bagus kontrol keseimbangannya. Si kecil ini dalam kesehariannya tampak dinamis, tangkas, dan energik. Saat bermain, bersosialisasi, belajar, bahkan berpikir, anak–anak dengan kecerdasan tubuh di atas rata-rata ini menyukai kegiatan fisik, banyak bergerak, senang menyentuh, berjalan atau berpindah-pindah.
Cerdas visual spasial maksudnya adalah cerdas gambar dan ruang. Anak ini seringkali terkenal sebagai sosok kreatif imajinatif karena mereka cenderung berpikir secara visual, yaitu membayangkan, merangkai, dan menggambarkan ‘sesuatu’ di dalam pikiran. Mereka suka menjelaskan berbagai hal menggunakan gambar, tertarik pada penjelasan bergambar, mampu menelaah, menganalisa kejadian atau memecahkan masalah dengan membayangkan ruang, bentuk, pola, warna, maupun sejumlah rangkaian di dalam khayalan mereka.
Kepekaan tinggi terhadap suara, nada, melodi, ritme dan irama adalah milik si cerdas musik. Anak-anak dengan kecerdasan musical menonjol mudah mengenali dan mengingat nada, cepat merangkai kata-kata menjadi lagu, pandai memadukan lirik dengan nada dan melodi, terampil menciptakan kreasi-kreasi musik dan cenderung cepat terampil memainkan alat musik.
Kemampuan menonjol dalam penilaian akan diri sendiri merupakan ciri-ciri anak dengan kecerdasan diri. Mereka nampak seperti sang perenung. Itu dikarenakan mereka sadar dan tahu dengan baik kekuatan dan kelemahan diri mereka. Oleh karena itu, mereka mengorganisasi kekuatan dan kelemahan diri mereka untuk menentukan tujuan, melakukan tindakan, serta mengekspresikan pandangan pribadi. Anak dengan kecerdasan intrapersonal yang menonjol memiliki kepekaan perasaan yang tinggi dalam berbagai situasi namun mampu mengendalikan diri dalam situasi konflik, sebab dia tahu bagaimana menempatkan dirinya di tengah lingkungan sosial.
Anak-anak dengan kecerdasan sosial yang menonjol senang berteman dan mudah bekerjasama dengan teman-temannya. Tak jarang mereka juga muncul sebagai pemimpin atau ketua kelompok karena senang dan mampu mengorganisasi orang lain. Si cerdas sosial memang menonjol kemampuan bersosialisasinya. Mereka gampang menjadi dekat dengan orang lain, cepat memahami perasaan, pikiran dan tingkah laku orang lain, pandai berempati, senang menjalin hubungan sosial serta mampu menggunakan beragam cara berinteraksi untuk membina hubungan.
Si kecil yang sangat tertarik mengamati detil alam sekitar seperti bumi, ruang angkasa, tumbuhan, hewan bahkan keunikan manusia merupakan tanda anak dengan kecerdasan alam. Si cerdas alam memang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap alam dan lingkungan. Mereka nampak menikmati keadaan benda-benda di sekitarnya. Anak-anak dengan kecerdasan naturalis yang menonjol tertarik dengan cerita dan pembelajaran yang berkaitan dengan fenomena alam.
Mengacu pada konsep kecerdasan majemuk ini, kita akan mendapati bahwa setiap anak dilahirkan cerdas. Setiap anak lahir dengan mempunyai kecenderungan kecerdasan yang berbeda-beda. Di antara mereka ada yang menonjol kecerdasannya pada salah satu unsur tertentu, ada anak-anak yang menonjol kecerdasannya pada beberapa unsur dan ada pula yang hampir keseluruhan unsur kecerdasannya berkembang secara rata-rata tanpa ada dominasi salah satu unsur. Tugas orang tua adalah memberi kesempatan agar anak terus tumbuh dan bersemangat untuk terus belajar serta mengembangkan bakat-bakatnya.
Nah, apakah adil kita menilai kecerdasan anak dari nilai matematikanya saja? Anda tahu jawabannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar Blog Saya